IdentitasBuku:
JudulBuku :
Kami (Bukan) SarjanaKertas
PenulisBuku :
J.S Khairen
PenerbitBuku :
Bukune
Kota
Terbit : Jakarta Selatan
Kategori :
Fiksi
TebalBuku :
372 Halaman
Ukuran : 14 X 20 Cm
ISBN : 978-602-220-204-9
TanggalTerbit :
Februari– 2019
Novel ini menceritakan tentang tujuh mahasiswa
(Arko, Ogi, Randi/Ranjau, Sania, Juwisa, Gala, Cathrin) yang hidup segan kuliah tak mau . Mereka
bertujuh datang dari sekolah yang berbeda namun ada juga yang berasal dari
sekolah yang sama . . Mereka merasa
kuliah adalah suatu beban dan terpaksa untuk menjalaninya. Bahkan kampus mereka saja sulit untuk diketahui,
Google saja tak dapat mendeteksi kampus mereka. “KampusUdel” , Universitas Daulat
Eka Laksana.
Tujuh mahasiswa ini memiliki beragam alasan masuk di
KampusUdel, seperti Ogi yang masuk ke
Udel dikarenakan keinginan orangtuanya agar ia dapat menaikkan derajat
keluarganya yang bukan berasal dari keluarga berpendidikan, walaupun orangtuanya harus berhutang kepada orang untuk
dapat membiayai uang kuliahnya. Hal itulah juga yang membuat Ogi malas dan
tidak bersungguh sungguh kuliah, dia kesal kepada orangtuanya karena berhutang untuk dirinya,
kekesalannya itu diwujudkannya dengan bolos kuliah dan pergi kewarnet untuk
bersenang senang sesaat , beda lagi dengan Randi masuk ke Udel dikarenakan setelah lulus ia mau berkarya
dengan cara kerja di perusahaan yang oke, dengan gaji yang menjanjikan.
Alasan Arko masuk udel pun atas dikarenakan bantuan
oomnya untuk melanjutkan kuliahnya namun ia sadar bahwa kuliah itu penting
untuk membuat masa depannya lebih cemerlang, dan alasan lainnya seperti ketidakmampuan
untuk bersaing di perguruan tinggi negeri , bahkan ada pula karena, biar kuliah aja.
Semangatmerekamulaibangkituntukberanibermimpiketika di
haripertamakuliah, Ibu Lira Estrini, dosenkonseling yang
masihmudamenggemparkansuasanakelasdengansebuahkejadian yang
gila.Iamembawasekotak pizza dankoperkecilberisikantikus. Seiisikelaspanik,
tapianehnya, halitulah yang
membuatmahasiswabuanganinijustruterbakaruntukberanibermimpimenjadilebihbaiklagiuntukkedepannya.
pesan tersirat dari kejadian gila itu ialah, tikus tikus itu adalah masalah kecil, untuk menghadapi masalah kecil saja tidak bisa, bagaimana menghadapi kejamnya dunia setelah lulus, dunia nyata jauh lebih menjijikan daripada tikus-tikus itu, merasa pintar hanya diatas kertas tetapi menghadapi dunia nyata tidak bisa, itu sama saja dengan sarjana kertas. Jadilah mahasiswa bukan maha-sisa.
berawal dari situlah para mahasiswa itu bangkit semangat untuk menggapai mimpi mereka, dalam proses menggapai mimpi setiap orang memiliki tantangan tersendiri. Tantangan yang terkadang mengajak mereka untuk mundur dan pesimis bahwa impian itu tidak bisa mereka raih, namun ketika mereka mencoba bersama-sama untuk saling membantu dalam meraih impian itu, tidak ada kata mustahil. Misalnya, Ogi mahasiswa pemalas yang bahkan IP pada semester pertamanya hanya 1,83, dia masih santai dan tidak semangat dalam perkuliahan,menganggap bahwa kuliah itu tidak berguna, dan sampai haus di DO membuktikan bahwa mimpinya tidak harus terkubur begitu saja, Ogi berhasil menjadi orang yang hebat, dia mulai mencari keahliannya dengan mencoba di berbagai kesempatan. Dan pada akhirnya Ogi dapat membuktikan bahwa pengalamannya yang pahit itu tidak menjadi penghalang baginya dalam mencapai impiannya. Dia harus bisa seperti kecoak, yang dapat bertahan disaat suatu keaadaan buruk pun. Arko , Gala, Juwisa,Sania,Ranjau, Catherine juga berhasil menggapai impiannya juga dengan perjalanan yang berbeda namun dengan kesuksesan dan pencapaian yang sama.
pesan tersirat dari kejadian gila itu ialah, tikus tikus itu adalah masalah kecil, untuk menghadapi masalah kecil saja tidak bisa, bagaimana menghadapi kejamnya dunia setelah lulus, dunia nyata jauh lebih menjijikan daripada tikus-tikus itu, merasa pintar hanya diatas kertas tetapi menghadapi dunia nyata tidak bisa, itu sama saja dengan sarjana kertas. Jadilah mahasiswa bukan maha-sisa.
berawal dari situlah para mahasiswa itu bangkit semangat untuk menggapai mimpi mereka, dalam proses menggapai mimpi setiap orang memiliki tantangan tersendiri. Tantangan yang terkadang mengajak mereka untuk mundur dan pesimis bahwa impian itu tidak bisa mereka raih, namun ketika mereka mencoba bersama-sama untuk saling membantu dalam meraih impian itu, tidak ada kata mustahil. Misalnya, Ogi mahasiswa pemalas yang bahkan IP pada semester pertamanya hanya 1,83, dia masih santai dan tidak semangat dalam perkuliahan,menganggap bahwa kuliah itu tidak berguna, dan sampai haus di DO membuktikan bahwa mimpinya tidak harus terkubur begitu saja, Ogi berhasil menjadi orang yang hebat, dia mulai mencari keahliannya dengan mencoba di berbagai kesempatan. Dan pada akhirnya Ogi dapat membuktikan bahwa pengalamannya yang pahit itu tidak menjadi penghalang baginya dalam mencapai impiannya. Dia harus bisa seperti kecoak, yang dapat bertahan disaat suatu keaadaan buruk pun. Arko , Gala, Juwisa,Sania,Ranjau, Catherine juga berhasil menggapai impiannya juga dengan perjalanan yang berbeda namun dengan kesuksesan dan pencapaian yang sama.
Novel ini juga menceritakan mengenai nilai sosial dalam
persahabatan. Ketika masa sulit sekalipun sahabat akan selalu berada untuk menopang
dan menyemangati bahwa impian kita harus tetap diperjuangkan dan pasti dapat
kita raih ketika kita tekun dan sungguh sungguh dsalam meraihnya.
salah satu nilai pendidikan yang tertanam pada ceritanya ini adalah, seorang guru bukan hanya untuk mengajar akademis, namun juga menjadi motivator,teman,pendengar yang baik bagi anak didik nya. Menjadi alarm untuk mengingatkan mereka mengenai impian mereka, dan meyakinkan mereka bahwa mereka mampu menggapainya.
salah satu nilai pendidikan yang tertanam pada ceritanya ini adalah, seorang guru bukan hanya untuk mengajar akademis, namun juga menjadi motivator,teman,pendengar yang baik bagi anak didik nya. Menjadi alarm untuk mengingatkan mereka mengenai impian mereka, dan meyakinkan mereka bahwa mereka mampu menggapainya.
Tantangan terberat adalah ketika
kita bersedia untuk mendorong diri sendiri saat sudah berada di saat sudah
berada disatu titik terbaik menurut versi kita.
Beberapa
Unsur Interinsik yang Terkait:
1.
Tema
pendidikan dan dikombinasikan dengan motivasi dalam menggapai
impian.
2.
Penokohan
·
Arko
Seorang
yang memiliki impian yang besar, meskipun berasal dari keluarga yang sederhana
sampai kuliah saja pun dibiayai oleh, tetapi dia bukanlah orang yang terlalu
ambisius untuk menyelesaikan perkuliah dengan sesegera mungkin karena dia juga
ingin mengembangkan bakatnya dalam dunia fotografer. Optimis dalam melakukan
sesuatu dan juga berani dalam bertindak. Serta dia senang menolong temannya.
·
Ogi
Awalnya dia malas dan pesimis untuk menggapai impiannya.
Menganggap bahwa pendidikan itu tidak penting. Namun ia berubah menjadi lebih
baik. Ia gigih untuk mencari tau keahliannya.
Pantang menyerah untuk berusaha mendapatkan yang terbaik
·
Ranjau
Ambisius dalam menggapai impiannya, ia berusaha untuk lulus
cepat dan mendapatkan nilai IPK yang terbaik untuk bisa kerja dengan gaji yang
tinggi, Ranjau juga perhatian kepada temannya dalam hal mengingatkan bahwa
pendidikan itu penting.
·
Gala
Awalnya persepsi orang tentang gala, dia adalah anak yang
sombong dan tidak mau bergaul. Kenyataannya Gala tidak sombong meskipun dia
berasal dari keluarga yang kaya raya, dia mau memulai dari bawah dan
membuktikan dirinya mampu bukan karna bantuan orangtuanya. Gala juga perhatian
dan orang yang asik dalam pertemanan.
·
Juwisa
Wanita yang
sholeha dalam berpakaian dan bertutur kata, setia dalam pertemanan
·
Sania
Memiliki
kreatifitas yang tinggi dalam music,lucu,setia kawan
·
Catherine
Tidak
sombong,ambisius, dan pintar.
·
Buk lira
Motivator bagi mahasiswanya unntuk menggapai mimpi, teman
yang baik dan pendengar dan pemberi saran yang baik ketika mahasiswanya
memerlukan bantuan.
Alur
: campuran
Amanat :
Tiap kita punya musuh besar, ia hadir lebih menakutkan dari
kegelapan, lebih bahaya dari bisa king cobra dan musuh kita itulah diri kita.
Kita harus dapat melumpuhkan diri kita sendiri untuk dapat melawan musuh dalam
impian kita.
Kelebihan
dan kekurangan KAMI (BUKAN) SARJANA KERTAS
Kelebihan
Pesan
moral yang terkandung dalam novel ini sangat mendidik, pendidikan maupun
kehidupannya sangat bermanfaat khususnya bagi mahasiswa dalam menggapai cita
citanya. Seorang sarjana bukan hanya dengan membuktikan keahlian di atas kertas
saja. Dan membuka mata kita bahwa setiap orang memiliki perjalanan atau proses
dalam pencapaiannya.
Kekurangan
Terdapat
kata-kata gaul daerah yang tidak semua orang dapat mengetahuinya.
Kesimpulan
Novel ini sangat bagus khususnya bagi Pelajar
SMA,Mahasiswa,pengajar dan orang tua untuk mengetahui seberapa pentingnya
pendidikan dan moral. Karena kehebatan seorang sarjana bukan diatas kertas
saja.
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
DI
S
U
S
U
N
OLEH : FLORENTINA LIMBONG
HANIKA EMIYA PEPAYOSA TARIGAN
KELAS : BANKING (BK-4F)
DOSEN : BERNADETA
HANIKA EMIYA PEPAYOSA TARIGAN
KELAS : BANKING (BK-4F)
DOSEN : BERNADETA